Tahun 2021 ini Insyaallah saya menikah jika tidak ada halangan apa pun. Membicarakan soal keuangan keluarga sudah saya lakukan dengan calon pasangan sebelumnya. Tujuannya untuk samakan visi misi keuangan. Mau atau apa aja yang kami bahas?
Mungkin tidak sedikit orang-orang yang beranggapan jika membicarakan keuangan keluarga bersama pasangan sebelum menikah adalah tabu, aneh gitu. Padahal, bicarain uang sebelum menikah dengan calon kita adalah hal yang penting.
Eemmm… sebenarnya saya bingung nulis artikel seperti ini mau mulai dari mana.
Saya juga bukan expert dibidang keuangan keluarga, tetapi hanya ingin berbagai opini dan ilmu serta pengalaman saya. Mungkin bakalan belepotan artikelnya, ambil positifnya aja ya.
Singkat cerita, saya kenalan dengan calon pada bulan Oktober 2020. Setelah menjalin PDKT beberapa bulan, kami mantap untuk mengambil langkah serius selanjutnya pada April 2021 ke jenjang pernikahan.
Ideal lah ya timeline-nya. Soalnya kita memang komitmen gak pacaran, pengen langsung nikah aja.
Yaa… doakan saja semua berjalan lancar ya hehehe
Jauh sebelum kata-kata “Yes, I will marry you“, kami berdua sudah bahas soal keuangan keluarga secara umum. Jadi memang ngomongin uang ini sudah dilakukan saat merasa sudah cocok.
Nilai plusnya, calon saya ini lulusan keuangan. Jadi mengerti bagaimana alur uang berjalan.
Nah, pada artikel kali ini. Saya mau bahas sedikit yang mungkin bermanfaat ngomongin uang untuk kamu yang sedang menjalani asmara saat ini dan serius ingin menikahi doi.
Kenapa harus Ngomongin Uang Bersama Pasangan Sebelum Menikah?
Mungkin kamu bertanya-tanya, apa sih manfaat kita bahas keuangan keluarga dengan calon pasangan kita?
Bukannya nanti bisa menimbulkan hal tidak enak, misalnya mungkin penghasilan kita sebagai laki-laki lebih kecil daripada calon istri kita? Malu kan!
Bagaimana kalau nanti gara-gara bahas uang ini malah bikin ribut? Karena gak cocok.
Saya juga mikir beberapa pertanyaan di atas saat mau bahas soal uang dengan calon. Tetapi alasan-alasan di bawah ini bakalan membuat kamu lega.
1. Punya tujuan keuangan keluarga yang sama dengan pasangan itu penting!
Manfaat pertama ngomongin uang dengan pasangan sebelum nikah adalah untuk punya tujuan keuangan keluarga yang sama.
Ingat, waktu nikah itu bahasnya bukan “aku” dan “kamu” lagi, tapi udah sering pakai kata-kata “kita” untuk banyak hal.
Oleh karena itu, berbicara tentang uang dapat menyatukan tujuan keuangan masing-masing kalian.
Katakanlah, kalau kamu yang laki pengen punya bisnis, sedangkan doi pengen punya rumah dulu. Gimana coba cara ngaturnya coba?
Oke lah kalau duitnya banyak, bisa jalanin bersamaan keinginannya. Tetapi gimana kalau uangnya pas-pasan? Perlu banyak diskusi kan goals mana dulu yang mau diwujudkan.
2. Biar tau kemampuan finansial pasangan
Pernah terpikir kalau punya pasangan yang hobi belanja atau high maintenance, bisa ngabisin uang banyak-banyak tuh.
Kamu dan pasangan kamu ada baiknya saling terbuka soal pemasukan dan pengeluaran. Ini berguna nanti untuk menentukan pos-pos prioritas pengeluaran bulanan kamu dan pasangan.
Plus juga kasih tau berapa uang yang bisa kamu hasilkan selama sebulan misalnya.
Jadi, pasangan kamu bisa berpikir panjang sebelum minta ini itu ke kamu.
Atau sebaliknya, kalau tau duit dan kemampuan finansial kamu oke, doi bisa minta dibelikan ini itu hehe
3. Membangun kepercayaan antara satu sama lain
Saya dengar-dengar, keributan dalam rumah tangga itu didominasi oleh masalah keuangan keluarga.
Dengan buka-bukaan soal uang, ini bisa membangun kepercayaan kamu sama pasangan.
Tapi memang gak tau kenapa, setelah bahas planning tentang keuangan dengan pasangan, rasanya lebih lega dan bisa menerima risiko yang mungkin bisa terjadi di masa depan.
Setidaknya, 3 poin di atas dulu sih menurut saya alasan kenapa harus ngomongin keuangan keluarga dengan calon pasangan sebelum menikah. Nanti kalau update, saya tambah lagi ya.
Apa aja yang perlu diomongin?
Sampai di sini sudah ada yang tertarik untuk bahas keuangan keluarga dengan calon pasangannya? Tapi bingung apa aja yang perlu dibahas?
Berikut ini adalah beberapa poin keuangan keluarga yang sudah saya bahas dengan calon pasangan. Siapa tau bisa jadi bahan untuk kamu juga.
1. Bahas pemasukan, gaji atau hasil bisnis misalnya
Setelah cocok untuk menikah, kami langsung mulai untuk buka-bukaan soal pemasukan.
Tujuan buka-bukaan pemasukan ini berkaitan dengan mengetahui kemampuan finansial pasangan, agar keinginan yang kami harapkan bisa terwujud dengan timeline yang pas.
Ketentuan ini menurut saya berlaku, baik untuk yang punya calon istri berpenghasilan atau tidak.
Saya gak ngerti kalau aturan dari agama lain, tetapi kalau di Islam, suami itu wajib menafkahi istrinya.
“diriwayatkan dari jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah SWT bersabda: “Takutkah kalian kepada Allah dalam hal yang berhubungan dengan wanita (istri). Mereka itu ibarat tawanan bagi kamu. Kamu ambil mereka sebagai amaha Allah dan kamu halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Kewajiban kalian adalah memberi makan dan pakaian pada mereka dengan cara yang makruf/baik…”
โ (HR MUSLIM, ABU DAWUD, DAN MALIK).
Kalau di Islam juga, suami gak wajib kasih tau jumlah uang yang di dapatkan, selama bisa memenuhi kewajiban atas istrinya. Untuk penjelasan detail soal apakah suami wajib kasih tau jumlah gajinya, bisa baca di sini.
Tapi yaaaa… itu kembali ketentuan masing-masing kan. Saya juga gak paksa kalian untuk saling terbuka penghasilan dengan pasangan. Ini cuma pandangan keuangan keluarga saya saja.
Karena saya dan calon pasangan sudah saling terbuka soal pendapatan. Karena baik saya dan calon sama-sama kerja. Biar mudah aja ngatur uangnya kalau saling terbuka.
2. Pengeluaran rutin, bulanan misalnya
Ini kebalikan dari pendapatan di atas.
Ada baiknya kamu dan pasangan juga buka-bukaan semua pengeluaran rutin yang kamu lakukan selama ini.
Tujuannya sudah jelas, untuk membuat alokasi budget pengeluaran rutin. Apalagi kalau udah nikah nanti pengeluaran kan bisa aja gede. Punya anak nanti beda lagi besaran porsi pengeluarannya.
Siapa tau, kamu bisa meminimalkan pengeluaran pribadi dan lebih memprioritaskan pengeluaran yang lebih penting, seperti biaya rumah, biaya makan pokok hingga bahan bakar kendaraan.
3. Samain visi misi keuangan keluarga
Nah, kalau sudah oke bahasan pendapatan dan pengeluaran, kamu bisa bahas visi misi keuangan.
Kita semua pasti punya impian yang pengen di wujudkan bersama pasangan. Oleh karena itu, kamu bisa menentukan pengen punya dan mau apa di masa depan.
Pengen punya rumah, beli kendaraan atau persiapan ibadah haji, tentukan terus timeline-nya. Siapa tau bisa berusaha lebih kan untuk bisa sampai ke tujuan kamu dan pasangan.
4. Cicilan dan kredit
Untuk keperluan jangka panjang, mungkin beberapa dari kita ada yang kepikiran untuk ambil kredit atau mungkin melanjutkan bayar cicilan yang sudah diambil sebelum bertemu pasangan kita.
Buat yang belum punya cicilan, mungkin bisa bahas juga hal-hal yang berkaitan dengan pinjaman.
Apa mungkin nanti mau ambil cicilan untuk bisnis, untuk buat rumah, dan keperluan lainnya. Biar ada komitmen kan!
5. Buat dana darurat keluarga
Sedia payung sebelum hujan.
Untuk pengeluaran tidak pasti yang bisa bersifat darurat, kamu dan pasangan wajib punya tabungan darurat.
Persediaan dana darurat untuk setiap keluarga berbeda-beda.
Jika keluarga dengan 1 anak, bisa siapkan dana darurat setara 9 kali pengeluaran bulanan. Jika keluarga dengan 2 anak, bisa siapkan dana darurat setara 12 kali pengeluaran bulanan dan 3 anak bisa 13 kali pengeluaran bulanan.
Dana darurat bisa dipersiapkan dengan menyisihkan dari penghasilan.
Tapi ingat, dana darurat sifatnya harus liquid ya! Artinya ini uang harus bisa diambil saat dibutuhkan tanpa jeda. Jadi, jangan malah di investasikan nanti.
Buat aja tabungan baru di bank mainstream yang ATMnya banyak.
6. Komitmen investasi bersama
Kalau dana darurat sudah ada, kini kamu bisa bahas penempatan dana untuk investasi.
Tapi ingat, jangan panik dulu kalau udah masuk bahasan investasi ya. Karena gak serumit yang kamu pikirkan.
Umumnya kan investasi bisa di obligasi, reksa dana atau saham. Semua tergantung nyamannya kamu dan pasangan aja.
Paling minimal, menurut saya ada 3 alokasi investasi yang sebaiknya kamu siapkan:
6.1 Investasi untuk menambah jumlah aset
Untuk menambah pendapatan keluarga, kamu dan pasangan bisa alokasi budget untuk investasi yang bisa meningkatkan kekayaan.
Kalau niatnya janga pendek, kamu bisa coba investasi reksa dana pasar uang. Kalau untuk jangka panjang, bisa invest ke saham. Pokoknya di sesuaikan dengan profil risiko kamu.
6.2 Investasi untuk masa depan anak
Tahukan kamu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, kenaikan rata-rata biaya pendidikan di Indonesia sebesar 10% per tahun.
Biaya sekolah semakin mahal dan kenaikannya lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi (UMP) yang cuma berkisar 8-9% setiap tahun.
Mungkin ini berlaku untuk di swasta ya. Nanti kan juga ada pelajaran tambahan atau Les gitu.
Tentu kita orang tua ingin pendidikan terbaik untuk anak kita kelak. Oleh karena itu, butuh perencanaan mulai sekarang.
Pendidikan anak bisa kamu persiapkan mulai dari sekarang dengan berinvestasi.
Untuk mengejar biaya pendidikan anak, kamu bisa pilih instrumen investasi yang sekiranya dapat memberikan imbal balik 10%, investasi saham misalnya.
Jadi, silakan renungi dan omongin ke calon pasangan ingin pendidikan formal seperti apa untuk anak nanti, agar biayanya bisa disiapkan sedini mungkin.
6.3 Investasi untuk dana pensiun
Badan ini gak selamanya kuat, ada masanya nanti juga pensiun kan.
Kamu dan pasangan bisa siapkan dana pensiun jauh-jauh hari, sehingga saat masa tua nanti tidak repot lagi mikirin uang masuk.
Itu masih 3 alokasi investasi yang umum saja. Ada banyak alokasi investasi yang bisa kamu siapkan.
Untuk memuluskan niat investasi yang ingin kamu dan pasangan lakkukan, bisa coba simulasi aja dulu.
Di situs Bareksa ada simulasi investasi reksa dana.
7. Catat arus kas bulanan bersama, pakai aplikasi aja
Untuk membuat semua planning di atas bekerja sesuai dengan keinginan kamu dan pasangan, coba untuk buat catatan arus kas bulanan bersama.
Uang masuk dan pengeluaran harus di catat semua, manual.
Tapi gak semanual tulis di buku. Kamu bisa pakai aplikasi untuk catat itu semua.
Saya sendiri selama ini memang sudah catat laporan arus kas keuangan pribadi dengan aplikasi yang bernama Money Lover.
Cuma ya itu, untuk catat keuangan di aplikasi butuh disiplin tinggi.
Dengan catat semua arus kas, kamu bisa evaluasi bersama pasangan setiap bulan.
Jadi bisa tau besaran uang masuk atau item yang bikin banyak keluar uang. Siapa tau ada pengeluaran yang bisa ditekan.
Sebenarnya 6 poin di atas bukanlah patokan umum, itu cuma pengalaman saya. Itu adalah hal-hal yang sudah saya bicarakan dengan calon pasangan.
Kamu bisa saja membuat perencanaan yang lebih baik lagi. Buat aja pos-pos budgeting yang kamu dan pasangan butuhkan. Atau bisa juga baca artikel yang lebih valid dari financial planner profesional agar lebih tepat dalam mengurus keuangan keluarga.
Pengalaman dari teman-teman yang sudah menikah soal keuangan keluarga
Terlepas dari semua teori yang sebutkan di atas, memang menjalaninya tidak lah mudah.
Belum nikah aja kadang saya sulit untuk atur uang sendiri, apalagi kalau udah gabung dengan pasangan nanti.
Semua itu adalah komitmen.
Ditambah lagi saya banyak berkaca dari pengalaman teman-teman dan keluarga yang telah menikah. Mengatur keuangan keluarga tidaklah mudah.
Banyak pengeluaran tak terduga katanya.
Sebut saja seperti, susu dan pempers bayi misalnya.
Dengan sharing tentang keuangan keluarga bersama pasangan, minimal kita itu ada pattern, walaupun di lapangan gak seperti itu. Minimal kita punya arah. Kalaupun melenceng, nanti bisa diluruskan kembali.
Btw artikel ini hanya permulaan ya.
Dulu nulisnya masih umum, tapi ke depannya saya bakal mulai nulis tentang keuangan keluarga yang mungkin bisa memberikan pencerahan untuk kamu.
Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat!
Jika ada pertanyaan atau mau curhat pengalaman bahas keuangan keluarga dengan calon pasangan kamu, silakan tinggalkan komentar di bawah ini ya!