Investasi saham dan reksa dana – Jauh tahun 2014 lalu saya pertama kali mengenal investasi saham. Dengan modal terbatas, saya coba beranikan diri untuk mulai berinvestasi. Setelah menjalani investasi saham selama setahun, saya merasakan kesenang yang luar biasa dan terus mempelajari ilmu investasi dengan tekun.
Pada 2015 saya mencoba hal baru dengan bekerja di perusahaan manajer investasi diposisi produk manajemen. Saat itu yang saya tahu hanya investasi saham saja, hingga akhirnya setelah bekerja di manajer investasi saya mengerti tentang reksa dana.
Awalnya sempat tidak tertarik dengan investasi reksa dana, padahal jelas-jelas saya bekerja di perusahaan yang membuat produk reksa dana.
Sampai akhirnya, portofolio saham saya turun karena saat itu IHSG sedang merah-merahnya. Saat itulah teman sekantor saya menyarankan untuk berinvestasi di reksa dana, khususnya dipasar uang saat market tidak menentu.
Setelah mencoba berinvestasi direksa dana saya merasa lebih lega, karena dana investasi tidak diam ditempat dan dapat diletakkan di instrumen reksa dana.
Sejak saat itu, investasi saham dan reksa dana saya jalankan berbarengan karena manfaat yang didapat juga berbeda.
Oleh karena itu, saya memiliki 5 poin pandangan kenapa investasi saham dan reksa dana itu harus berjalan barengan untuk memaksimalkan pendapatan dari investasi.
1. Jangan menempatkan semua telur pada keranjang yang sama
Mungkin Anda sudah biasa mendengar pernyataan “Jangan menempatkan semua telur pada keranjang yang sama” oleh broker Anda atau nasehat dari rekan yang mengerti investasi.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah agar kita sebagai pemilik modal tidak hanya berinvestasi pada satu instrumen saja, tapi juga pada instrumen investasi lainnya.
Hal ini bertujuan apabila salah satu instrumen investasi tengah tidak menguntungkan, maka ada instrumen investasi lain yang memerikan keuntungan untuk Anda.
Contohnya saja saat ini pasar saham tengah tidak stabil di tengah perang dangan antara AS-China yang mengakibat kan rupiah terus melemah dan IHSG tak berdaya. Tentu Anda tidak mungkin investasi saham disaat pasar sedang turun.
Alternatifnya, Anda dapat berinvestasi pada instrumen lain atau meletakkan telur Anda ditempat lain, misalnya reksa dana pasar uang.
Dengan demikian, meski portfolio Anda di saham turun, masih ada reksa dana yang memberikan keuntungan.
2. Karakter investasi saham dan reksa dana berbeda
Karekater investasi saham dan reksa dana jelas berbeda. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Investasi saham adalah instrumen yang melibatkan diri Anda sendiri. Ini artinya, dana yang di pegang, Anda sendiri yang membelanjakan di perusahaan mana. Semua tergantung dari pilihan Anda.
Beda halnya dengan investasi reksa dana, dimana dana dikelola langsung oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman, sehingga Anda tidak perlu pusing untuk memilikirkan mau beli saham apa hari ini. Semua telah diatur oleh Manajer Investasi.
3. Memperbesar peluang keuntungan
Baik investasi saham dan reksa dana memiliki peruang keuntungan yang besar, jika dikelola dengan baik dan benar. Berinvestasi di kedua instrumen investasi saham dan reksa dana dapat memperbesar keuntungan Anda, karena cara kelolanya yang berbeda.
Kedua instrumen investasi dini dapat memberikan passive income untuk Anda. Jika reksa dana memberikan keuntungan melalui selisih harga, beda dengan saham yang memberikan deviden disetiap tahunya, jika Anda rajin beinvestasi berkala dalam jangka panjang.
Mungkin Anda tidak dapat mengendalikan keuntungan di reksa dana, karena sudah semua sudah diatur oleh Manajer Investasi. Tapi di saham Anda bisa melakukannya, menentukan target keuntungan sendiri.
4. Investasi saham dan reksa dana dapat dilakukan dengan modal kecil
Tahukan Anda bahwa modal 100 ribu sudah cukup untuk membeli sebuah perusahaan? Saham dan reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang tidak memerlukan banyak modal, namum memberikan keuntungan yang maksimal.
Investasi saham dapat dilakukan dengan hanya modal 100 ribu saja. Tidak sedikit broker saham yang memberikan keringanan untuk penyetoran dana awal untuk mulai berinvestasi saham. Sedangkan investasi reksa dana, dapat dimulai dari modal 50 ribu saja.
Keringanan modal awal ini menjadikan kelebihan tersendiri bagi saham dan reksa dana dari instrumen lainnya seperti properti, obligasi atau doposito yang menghasurkan investor untuk mengeluarkan modal yang besar.
5. Jaminan investasi untuk hari tua
Investasi saham dan reksa dana dapat dijadikan jaminan investasi untuk hari tua. Hal ini dapat disimpulkan karena keuntungan kedua instrumen investasi ini sudah terbukti.
Dalam investasi saham, keuntungan dapat diraih dengan dua caranya, pertama melalui selisih harga naik (capital gain) atau deviden, yaitu pembagian hasil perusahaan dalam bentuk tunai.
Contohnya saja saham Bank Mandiri. Perusahaan BUMN ini memiliki pertumbuhan nilai saham yang sangat menjanjikan seperti pada chart dibawah ini.
Dengan berinvestasi jangka panjang, maka Anda sudah mendapatkan keuntungan selisih harga, belum lagi pembagian deviden yang rutin dilakukan setiap tahunnya.
Sama halnya dengan reksa dana, meskipun tak memberikan deviden, reksa dana dapat memberikan return tinggi. Menariknya, investasi reksa dana bukanlah objek pajak, sehingga bila Anda berinvestasi di reksa dana, keuntungannya tidak akan dikenakan pajak.
Dengan demikian, investasi saham dan reksa dana dapat dijadikan investasi untuk hari tua.
Bagaimana, menarik bukan berinvestasi di saham dan reksa dana?
Kedua instrumen investasi ini wajib dicoba, karena dapat memberikan keuntungan diluar dugaan Anda. Selain itu, untuk memberbesar peluang keuntungan Anda, ilmu investasi sangat dibutuhkan.
Membaca buku dan mempelajari teknik investasi saham dan reksa dana dapat membuat keuntungan Anda maksimal.
Kendala besaruntuk melakukan investasi reksadana dan saham, umumnya adalah karena merasa belum bisa mengalokasikan dana untuk investasi. Bahkan meskipun dana itu hanya Rp 100.000,-. Orang masih merasa penghasilannya belum cukup banyak untuk bisa menyisihkan dana untuk itu. Padahal mestinya ia belajar mengalokasikan dana dulu, bukan belajar menyisihkan. Baik sekali artikel ini membujuk orang untuk berinvestasi reksadana dan saham dari nilai kecil dulu, supaya lebih banyak pembaca yang optimis menghadapi hari tuanya.