Sekitar 85% penduduk Indonesia beragama islam, sedangkan market share ekonomi syariah di Indonesia hanya 8%
Bagaimana reaksi kamu membaca pernyataan diatas? miris? sedih? kaget? merasa tidak percaya?
Faktanya, dari ratusan juta masyarakat indonesia yang beragama islam hanya jutaan orang saja yang menggunakan produk dan menjalankan hidup ekonomi syariah, selebihnya lebih memilih ekonomi konvesional.
Banyak faktor yang membuat rendahnya pengguna ekonomi syariah di Indonesia. Mulai dari peran pemerintah yang minim, gaya hidup masyarakat yang boros dan kurangnya literasi keuangan syariah.
Untuk diketahui ekonomi syariah didalamnya terdapat berbagai aset keuangan syariah, mulai dari sektor investasi syariah (saham, reksa dana), sukuk, pembiayaan syariah hingga bank syariah.
Dalam usaha memajukan ekonomi syariah, milenial berperang penting untuk memajukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah generasi milenial dan gen Z yang rata-rata berusia antara 20an hingga 30an sudah masuk dalam kegiatan ekonomi, seperti bekerja, membangun rumah tangga, dan hal produktif lainnya.
Jangan sampai milenial dan gen z yang beragama islam terus terjerumus dalam kehidupan yang tidak baik, seperti menggunakan produk riba, gaya hidup hedonisme dan melakukan hal-hal yang merusak keuangan pribadi dan keluarga.
Oleh karena itu, kini saatnya milenial yang lebih dominan dan produktif dalam demografi Indonesia harus turut memulai prinsip ekonomi syariah dengan berhijrah.
Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid asy syariโah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Tujuan falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia atau pun akhirat.
Sebab, selain dari sisi keagamaan dalam menjalankan ibadah, seorang muslim juga dituntut untuk menggunakan prinsip syariah dalam kehidupan ekonominya.
Cerita saya move on dari hidup riba dan mulai menjalankan keuangan syariah
Flashback ke 8 tahun yang lalu, saat jaman-jaman masih kuliah. Kebetulan saat itu berstatus mahasiswa jurusan bisnis, sehingga yang ada di pikiran saya saat itu adalah bagaimana mencari keuntungan sebanyak-banyaknya agar kehidupan dunia lebih nyaman dan nikmat.
Sebelum saya masuk ke dunia kerja, saya sudah tertarik untuk menjadi kaya dengan cara melakukan trading saham. Saat itu saja juga trading saham menggunakan fitur margin, yaitu membeli saham dengan uang yang dipinjamkan oleh sekuritas. Hasilnya lumayan dan dapat memenuhi hasrat saya untuk belanja online dan hidup hedon.
Saya yang saat itu berstatus mahasiswa rantau hidup sesuka hati tanpa ada yang mengawasi. Pada masa kerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang investasi, kegilaan saya untuk trading saham secara margin terus menjadi-jadi.
Setelah sukses merantau untuk kuliah dan kerja di Jakarta, akhirnya saya kembali ke kampung halaman saya, karena lebih memilih untuk bekerja di Aceh.
Tapi bahagia dunia itu tidak selamanya, saya sempat merasakan rugi besar dari trading saham. Kerugian yang saya rasakan semakin besar karena menggunakan sistem margin yang dikenakan denda karena telat menjual saham yang saya punya.
Saya bertanya kepada diri sendiri, kenapa kerugian tersebut bisa begitu besar, dimana salah saya?
Sampai akhirnya saya mendengarkan radio syariat islam dari mobil yang menjelaskan betapa bahayanya riba. Saya yang tahu betul bahwa transaksi saham dengan margin dan keuangan yang saya lakukan saat ini tidak syariah dan mengandung riba akhirnya berpikir untuk hijrah.
โSatu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.โ (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dalam Syuโabul Iman. Syaikh Al-Albani dalam Misykatul Mashabih mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Tentu saja setelah mendengar ceramah dari radio, saya lantas langsung mengecek berbagai sumber tentang bahayanya riba jika diaplikasikan dalam hidup.
Besarnya dosa riba membuat saya menata ulang portofolio investasi yang saya lakukan, mulai dari saham, reksa dana dan tabungan semua saya review ulang. Untungnya, semua portofolio investasi yang saya miliki terdapat instrumen syariahnya.
Membaca dari referensi OJK dan Bursa Efek Indonesia, terdapat investasi syariah, yaitu saham syariah, reksa dana syariah, sukuk dan pembiayaraan syariah.
Untuk beberapa orang beranggapan bahwa mengaplikasikan ekonomi syariah dalam kehidupan merupakan hal sulit. Padahal, dengan menggunakan prinsip ekonomi syariah, hidup jauh lebih nyaman dan menjadi bekal untuk akhirat kelak.
Tentu kamu bertanya-tanya, bagaimana sih cara saya hijrah ke ekonomi syariah?
Ini 3 tips hijrah dari saya
1. Susun tujuan keuangan sesuai dengan syariat islam
Mengetahui pengelolaan keuangan investasi yang saya lakukan tidaklah syariah, saya memutuskan untuk menjual semua portfolio dan menata kembali dengan mempelajari sistem ekonomi syariah.
Membagikan harta pada pos-pos baru, seperti membuat tabungan darurat, dana untuk sedekah hingga mengurangi hutang saya lakukan untuk memperbaiki keuangan yang sesuai prinsip syariah
2. Alokasi dana untuk infaq dan Sedekah
Harta tidak dibawa mati, tapi dengan berbagi harta yang kita miliki, maka akan menolong sesama dan diri kita sendiri di akhirat kelak. Saya rasa semua kita setuju dengan pernyataan tersebut.
Saya yang sebelumnya sangat kurang bersedekah mulai menyisihkan gaji untuk di sedekah kan kepada yang membutuhkan.
Karena faktanya, dengan bersedekah banyak sekali nilai yang kita dapat, mulai dari meningkatkan keimanan, kepedulian sosial, terhindar dari sifat kikir dan tentunya membuat hidup kita lebih berarti.
3. Gunakan produk keuangan berbasis syariah
Sebagai orang islam, tentu sudah seharusnya kita menerapkan nilai keislaman secara sempurna dalam hidup kita, termasuk dalam berniaga dan mengelola keuangan.
Nyatanya kehidupan ekonomi islam tidak berbeda dengan sistem konvensional, karena dalam islam juga ada produk keuangan syariah, seperti investasi syariah dalam bentuk saham, reksa dana dan sukuk, produk pembiayaan syariah hingga bank syariah untuk menyimpan uang.
Dengan menerapkan 3 tips ini, saya rasa tidak sulit untuk hidup lebih nyaman dengan berpedoman dengan ajaran islam.
Membersihkan harta mulai dari tabungan bank
Bagi yang ingin hijrah dari kehidupan konvensional ke syariah tentu bertanya-tanya, dari mana mulainya?
Jawaban saya adalah ganti tabungan bank.
Ya, tempat penyimpanan uang berupa tabungan bank adalah hal yang harus pertama kali di ganti. Karena pada dasarnya, semua kegiatan finansial seseorang selalu berawal dari bank. Tabungan konvensional yang kita punya hari ini mengandung riba karena terdapat bunga yang dihasilkan dari uang yang kita tempatkan di bank.
Menabung di bank syariah adalah langkah awal untuk membersihkan harta dari riba sekaligus untuk meningkatkan market share ekonomi syariah, khususnya porsi bank syariah yang saat ini masih di kisaran 5%.
Ditambah lagi, dengan membaca buku dapat menambah literasi tentang bank syariah. Kebetulan adik saya kuliah di jurusan ekonomi syariah, sehingga jadi pencerahan bagi saya untuk hijrah secara finansial.
Jika kamu terlalu sulit untuk menentukan bank syariah mana yang ingin digunakan, cukup lihat rekam jejak dan produk yang ditawarkan, contohnya adalah Bank Muamalat Indonesia.
Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang hadir pada tahun 1992. Dengan konsep baru sistem bank syariah, Bank Muamalat berhasil membuktikan bahwa sistem perbankan syariah lebih baik dari bank konvesional.
Hal ini dapat dilihat dari kejadian krisis tahun 1997-1998, dimana saat semua bank konvesional terpuruk akibat krisis moneter tersebut, kita tahu banyak bank konvensional yang sekarat bahkan tak sedikit yang bangkrut. Pada 1 November 1997, tercatat ada 16 bank di likuidasi.
Hanya Bank Muamalat dengan sistem syariah mampu berdiri tegak tanpa terpengaruh faktor apapun, karena tidak memakai sistem bunga dalam produknya.
Bank Muamalat telah membuktikan bahwa ekonomi yang berbasis bunga dapat membawa petaka dalam waktu jangka panjang.
Lebih baik menabung di Bank Muamalat, kan?
6 Alasan kenapa harus hijrah bersama Bank Muamalat
Masih ragu buka rekening di Bank Muamalat? Ini alasan kenapa kamu harus jadi bagian dari perkembangan ekonomi syariah bersama Bank Muamalat:
1. Bank syariah pertama dan terbaik
Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama yang hadir pada 1 November 1991. Di gagas oleh Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia.
Bank Muamalat memiliki berbagai penghargaan atas feedback dari konsumen sebagai bank syariah terbaik umum di berbagai kategori.
2. Produk syariah lengkap untuk urusan dunia dan akhirat
Kebanyakan kita mungkin ada yang masih salah pandangan soal produk syariah yang minim dimiliki oleh bank. Padahal produk finansial yang diberikan oleh bank syariah sama dengan bank konvensional, hanya saja akad dalam produknya yang berbeda jauh.
Bank Muamalat memiliki produk untuk personal seperti Tabungan iB Hijrah, Tabungan iB Hijrah Haji dan Umrah, Tabungan iB Hijrah Rencana, Tabungan iB Hijrah Prima,Tabungan iB Hijrah Prima Berhadiah,Deposito iB Hijrah,Giro iB Hijrah, pembiayaan hingga deposito. Bahkan juga ada produk untuk bisnis seperti pembiayaan koperasi hingga tabungan bisnis.
3. Tersedia teknologi perbankan kekinian
Dari sisi teknologi, bank syariah juga tidak kalah keren dengan bank konvesional karena memiliki produk seperti: Internet banking, mobile banking dan produk lainnya.
Untuk yang tidak sempat pergi ke kantor cabang, Bank Muamalat memberikan kemudahan buka rekening via aplikasi #AyoHijrah di Android dan iOS.
Keren, bukan?
4. Promo berlimpah
Bank Muamalat tidak hanya memberikan produk dan layanan perbankan terbaik, tapi juga memberikan penawaran menarik berupa promo-promo dari merchant pilihan, tentu ini bisa membuat kita lebih hemat.
5. Bisa buka tabungan tanpa ke bank
Tidak ada waktu untuk ke bank syariah bukanlah sebuah alasan untuk menunda hijrah. Di Bank Muamalat, calon nasabah dapat mengajukan pembukaan rekening baru dengan melalui aplikasi. Cukup mendaftarkan diri dengan mengisi form dan pegawai Bank Muamalat akan bergegas ke rumah untuk membantu pembukaan tabungan.
Sangat mudah kan?
6. Jaringan luas
Eksistensi Bank Muamalat sejak tahun 1991 dapat dilihat dari banyaknya cabang dan ATM yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga nasabah tidak perlu takut kesulitan menemukan keberadaan Bank Muamalat dan ATMnya.
——————————
Dengan hijrah ke bank syariah, itu artinya kita telah membawa harta ke jalan yang halal. Karena semua transaksi keuangan berawal dari bank yang kita gunakan sehari-hari.
Saya pribadi sudah mulai menggantikan sumber dana investasi dengan bank syariah, tinggal platform investasi saja yang perlu jadi syariah.
Sebagai seorang milenial yang ingin ekonomi syariah tumbuh melalui bank syariah, saya berharap literasi ekonomi syariah khususnya bank syariah dapat ditanamkan kepada generasi muda sejak masa SMA dan Kuliah. Karena kebanyakan kita tidak mengetahui betapa bahayanya riba karena kurangnya ilmu.
Yuk, hijrah ke Bank Muamalat demi memajukan perbankan syariah dan ekonomi syariah Indonesia.
Sumber:
- Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2012. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
- Bank Syariah: Prinsip yang Diamalkan dan Manfaat yang Didapat
- Jumlah Penduduk Indonesia 2019 Mencapai 267 Juta Jiwa
- Lebih Besar dari Dosa Riba
- Situs resmi Bank Muamalat
- MUI Haramkan Transaksi Marjin dan Short Selling
- Peranan Keuangan Syariah dalam Memperkuat Perekonomian Indonesia
- Business vector created by dooder – www.freepik.com
Sekarang sudah Muamalat DIN mas, lebih enaknya lagi bisa login pake sidik jari. Jadi sebelumnya harus ingat2 user id mobile banking. Cuma, menu Buka rekening baru masih belum bisa. Dan pembukaan deposito online juga belum bisa (Di MobileX sekarang sdh bisa buka Deposito iB online)๐
Semoga Bank2 Syariah juga mengikuti perkembangan teknologi digital ๐๐๐
*Maksunya Sudah ada (maaf ada kekurangan kata)
Semoga Allah mudahkan semua umat muslim meninggalkan riba. Kebanyakan sih karena mereka nggak tau, semoga dengan berkembangnya penyebaran informasi membuat masyarakat terutamanya muslim jadi sadar.
adiknya yang kuliah jurusan ekonomi syariah di stei tazkia bukan mas ? angkatan berapa hehe. saya tau itu bukunya, btw saya juga jurusan akuntansi syariah
Baru tau ternyata bisa buka tabungan muamalat tanpa harus datang ke bank.
Rasanya saya lebih sering berkunjung ke blog ini dibandingkan web bank nya
terimakasih infonya dan ulasannya sangat menarik
Iya, kebanyakan bank sekarang sedang mengembangkan teknologi aplikasi agar buka tabungan bisa dari smartphone tanpa harus ke bank. Hanya saja untuk bank Muamalat fasilitasnya belum 100% online, karena petugas Bank Muamalat akan pergi ke rumah kita untuk dibantu buka tabungan jika setoran awalnya 5juta. Tapi ini langkah yang bagus, mengingat belum banyak bank syariah yang bisa seperti Bank Muamalat.
Semoga dengan masuknya investor baru dan dapat dana segar, bisa meningkatkan pengembangan teknologi perbankan Bank Muamalat.
Terima kasih atas feebacknya.
mas Irfan, apa ada bank syariah yang juga berperan sebagwi sekuritas?
soalnya di daerah saya banyak bank syariah, sementara saya menggunakan BRI Syariah
Iya Ada. Bank syariah terlibat langsung sebagai Rekening Dana Nasabah (RDN) kalau pilih buka akun saham syariah.
Setahu saya bank BRI sudah akuisisi 65% saham Danareksa Sekuritas, seharusnya RDN Danareksa Sekuritas ada opsi untuk BRI Syariah juga.
Saya punya akun efek punya IndoPremier, walaupun akunnya reguler, tapi saya pakai tabungan syariah sebagai sumber dana. ini artikelnya > https://irfan.id/cara-daftar-akun-indopremier-sekuritas//. Tks
ulasan yang menarik ๐
Terima kasih Mas atas feedbacknya ๐
Kakak pun mulai melirik keuangan syariah, fan. Mulai sedikit2 meninggalkan riba
Semoga bisa segera hijrah total kak, agar lebih nyaman simpan duitnya ๐
Wah ternyata masih 8% ya market share perbankan syariah. Disini peran millenial emang penting agar perkembangan ekonomi syariah makin meningkat. Secara millenial adalah generasi yang sangat terbuka dan melek tekhnologi
8% itu ekonomi syariahnya mas, tapi kalau bank syariah masih 5% -_-. Ini memang butuh literasi yang banyak. Seharusnya sejak SMA sudah ada kuliah umum mengenai pentingnya aplikasi bank syariah untuk semua kegiatan keuangan. Tks